Kamis, 21 Juli 2011

Menulis itu Memperpanjang Usia

Oleh: Abdushshabur Ridho

Dari sekian banyak manfaat dari menulis, diantaranya adalah dengan menulis, kita dapat merekam secara utuh kejadian-kejadian yang kita anggap menarik untuk kemudian kita baca kembali suaktu-waktu, lalu menulis juga mampu mengembangkan kualitas otak kanan dan menyeimbangkan otak kiri yang selalu kita gunakan saat belajar, apalagi bagi para mahasiswa. Adalagi, dengan menulis kita dapat menjadi orang yang dikenal oleh para pembacanya atau bahkan kita bisa mendapatkan hadiah atau honor dari apa yang dituliskan, jika tulisan tersebut kita lombakan atau kita kirim ke media. Namun, dari sekian banyak manfaat menulis yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang mungkin jumlahnya akan sangat banyak. Maka, manfaat menulis yang kini sangat terngiang di pikiran penulis saat ini adalah "dengan menulis maka akan memperpanjang usia".

Apa maksudnya memperpanjang usia? Mungkin sebagian pembaca sudah dapat menebak inti bahasan tulisan kali ini, lalu apakah tulisan ini akan penulis sudahi begitu saja, tentunya tidak. Karena penulis akan coba membahas tema ini dari sudut pandang penulis sendiri. Kita mulai dari perkataan Sahabat sekaligus khulafaur rasyidin, yaitu Ali Bin Abi Thalib Ra.

"Semua penulis akan mati.
Hanya karyanyalah yang akan abadi.
Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti."

Yap, dari sinilah mungkin akhirnya saat ini kita mengetahui bahwa menulis itu dapat memperpanjang umur sekaligus mengumpulkan kebaikan ketika tulisan-tulisan yang kita buat mampu memberikan pemahaman kepada pembaca atau bahkan menginspirasi para pembaca tersebut untuk bersikap dan berprilaku seperti apa yang kita tuliskan, itung-itung amal jariyah juga kan.

Nah, nah berbicara tentang usia. Pernah dengar yang namanya usia sejarah? Usia sejarah ini pastinya selalu melebihi usia manusia itu sendiri, jika usia manusia itu rata-rata sekitar hanya 63tahun saja, maka usia sejarah manusia masih mungkin menembus angka 100tahun atau bahkan lebih dari itu. Usia sejarah ini biasanya baru diperhatikan ketika pemilik usia sejarah ini telah meninggal, namun orang yang meninggal ini meninggalkan sesuatu hal yang terus dapat di rasakan manfaatnya atau dikenang oleh banyak orang.

Usia sejarah ini bisa kita miliki dengan cara kita menulis. Pernah berpikir bahwa para penulis, yang mungkin sekarang bukunya sedang kita baca, bahwa umur mereka mungkin pada dasarnya telah berakhir berapa puluh atau beberapa ratus tahun yang lalu. Namun hebatnya kita tetap dapat mengenalnya serta merasakan manfaat keberadaannya di dunia seakan mereka belum mati. Itulah fungsi menulis sebagai memperpanjang usia sejarah, bukan memperpanjang usia dalam arti yang sebenarnya.

Maka dari itu mulailah menulis, manfaatkan waktu kita dengan kegiatan-kegiatan yang berguna, dan menulis adalah salah satu pilihan kegiatan berguna tersebut. Mulailah menulis, tuliskan apa yang mau kita tuliskan jangan sampai kejadian-kejadian menarik yang terjadi pada kita terlupa begitu saja. Jadikan momentum menulis sebagai sarana mencari sekaligus berbagi ilmu. Sukur-sukur kita bisa seperti tokoh-tokoh yang sering bukunya kita baca. Atau minimal kita dapat memperpanjang usia sejarah untuk orang-orang terdekat kita. Karena pada dasarnya setiap yang bernyawa pasti akan mati, dan dengan menulis (beramal jariyah) ini kita mampu memperpanjang usia sejarah kita sekaligus mengumpulkan kebaikan untuk bekal kebahagiaan di akhirat kelak seperti apa yang dikatakan oleh sahabat Ali Ra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar