Kamis, 21 Juli 2011

Kita (Tak) Malas Menulis

Banyak orang tidak merasa memiliki kepentingan menulis. Pun, banyak orang merasa memiliki kepentingan menulis. Entah dianggap pilihan atau keniscayaan, menulis adalah sebentuk laku yang pastinya dilakukan setiap orang. Siapa pun pernah menulis. Menulis sebagai pilihan memungkinkan siapa pun yang pernah menulis berhenti di tengah jalan. Karena menulis adalah pilihan, seseorang bisa memilih tidak menulis.

Berbeda dengan menulis sebagai keniscayaan, laku menulis menyuguhkan ritme teratur pada seseorang. Artinya, seseorang memang memiliki kepentingan menulis sehingga tak pernah jeda membuahkan tulisan. Mungkinkah ada seseorang tak berhenti menulis? Jawaban yang tepat: entah. Siapa pun memiliki pengalaman personal terkait dengan laku menulisnya. Benar adanya jika dikatakan sulit mempertahankan konsistensi menulis, namun benar juga jika dikatakan begitu mudahnya menulis setiap saat. Lantas, perlukah menulis setiap saat?

Pertanyaan itu sebenarnya tak perlu dijawab. Yang menjadi persoalan, selama ini kita sering kali menciptakan beribu alasan tidak menulis. Sebut saja alasan tidak ada waktu. Benarkah tidak ada waktu? Dari waktu yang dikasatmatakan 24 jam per hari, apakah tidak ada waktu 5-10 menit untuk menulis? Begitu juga alasan kesibukan, benarkah kita tak bisa menulis di tengah kesibukan?

Pada dasarnya, banyak hal yang bisa kita tulisan. Kita tidak menulis karena kita malas. Itulah alasan yang tepat. Bukankah kita malas menulis? Wallahu a'lam.

--hendra sugiantoro---
Tulisan di atas dihasilkan dalam 41 menit, pukul 02:12-02:53, Kamis, 24 Desember 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar