REP | 29 June 2011 | 14:50
Ngangkut dari: http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/06/29/dapatkan-uang-dari-menulis-profil/
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh kompasianer mendapatkan uang dari menulis adalah membuat buku biografi para tokoh yang ada didaerah atau diwilayahnya masing-masing. Saya pernah melakukan itu, saat menerbitkan buku “Jejak Langkah Orang Musirawas dan Lubuklinggau.” Buku ini, terinspirasi dari kumpulan biograpi Apa dan Siapa orang Jogja. Namun, saya dibuat dalam konteks tokoh-tokoh local yang jumlahnya saat itu mencapai 80 orang.
Dengan tim kecil sebanyak 4 orang buku tersebut bisa diselesaikan kurang dari setahun. Kok lama? Ya memang saat itu, hal-hal teknis diluar dugaan sering terjadi. Apalagi, narasumber yang berada diluar daerah. Kita terpaksa, harus menunggu konfirmasi naskah dari narasumber sampai satu bulan sejak naskah tersebut ditulis, Selain itu, masing-masing tim memiliki pekerjaan pokok masing-masing.
Buku ini merupakan kumpulan dari berbagai macam profesi seperti pejabat, guru, advokat, hakim, jaksa, NGO, baik yang ada didaerah, maupun tokoh-tokoh nasional yang berasal dari Musirawas dan Lubuklinggau. Nah, mungkin kompasianer ada yang tertarik dengan apa yang sudah saya dan tim lakukan. Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan.
1. Buat tim kecil
Tim kecil ini mendiskusikan rencana penulisan biografi yang ingin disusun. Siapa orangnya? Apa kriterianya? Berapa jumlah tokoh yang akan ditulis? Buatlah kriteria yang objektif, dan tidak menimbulkan polemik saat buku terbit kelak, sehingga meragukan ketokohan orang yang ingin kita tulis Diusahakan, dalam buku itu, merefresentasikan keahlian masing-masing tokoh. Lalu, dalam membuat tim kecil, juga harus ada job description yang jelas. Misalkan, siapa yang bertugas sebagai reporter untuk mewawancarai para tokoh, penyunting naskah, editing, sekaligus layouter. Setelah selesai tahapan ini, dibuat rumusan-rumusan taktis dan strategis secara tertulis dan disepakati oleh seluruh tim yang dituangkan dalam proposal.
2. Buatkan proposal
Proposal ini sangat penting agar para tokoh bisa mengetahui maksud dan tujuan secara jelas, termasuk schedule dan tahapan yang akan dilalui selama proses penulisan. Proposal itu terdiri dari: pengantar, maksud dan tujuan, profil tokoh yang akan ditampilkan, waktu penulisan, orang-orang yang akan diwawancarai, sampai buku tersebut diterbitkan. Termasuk juga, karena ini kumpulan para tokoh dibuat aturan foto yang harus ditampilkan. Waktu itu saya membuat aturan, foto harus dua, foto keluarga, dan foto close up tokoh bersangkutan.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam proposal itu, adalah membuat target A dan target B. Hal ini dilakukan, sebagai langkah antisipasi apabila mengalami kendala, sehingga para tokoh atau sebut saja klien memiliki keseriusan dan kepercayaan, rencana penulisan buku tersebut.
3. Melakukan wawancara
Setelah menghimpun beberapa tokoh yang akan dimasukan menjadi sebuah kumpulan buku biografi, bisa mulai melakukan wawancara. Nah, satu hal yang saya sarankan untuk mempercepat proses wawancara, buatlah form isian bagi narasumber yang berisi identitas diri, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, pengalaman organisasi, dan filosofi hidup mereka.
Form ini diterima narasumber atau tokoh minimal 3 hari sebelum saatnya wawancara, dan bisa kita ambil setelah selesai wawancara. Hal ini selain efesiensi waktu, juga pada saat wawancara kita tidak banyak menanyakan masalah pribadi yang formal, namun bisa lebih fokus menggali pemikiran dan visi hidupnya sesuai dengan profesi yang dijalani. Kalau pun nanti perlu penajaman informasi dari persoalan pribadi, biarlah narasumber yang menambahkan pada saat konfirmasi naskah yang sudah ditulis sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
4. Konfirmasi dengan narasumber
Konfirmasi naskah maksudnya, hasil dari wawancara itu dikonfirmasikan kepada narasumber. Maksudnya agar ia membaca terlebih dahulu apabila ada kekurangan naskah atau kekurangan materi tulisan, untuk di follow up selanjutnya. Waktu konfirmasi berikanlah waktu selama tiga hari. Namun dalam faktanya, berdasarkan pengalaman, narasumber kadang butuh waktu yang cukup untuk meneliti tulisan tersebut.
5. Editing dan layout
Proses editing sangat penting, karena ini merupakan menyangkut desain dan kekuatan karakter tulisan seperti apa yang diinginkan. Selanjutnya layout sebagai proses akhir sebelum dicetak. Nah, pada saat dilayout masing-masing tim kembali bertindak sebagai editor untuk koreksi terakhir apabila ada kesalahan naskah.
6. Cetak Buku
Waktu itu, saya dalam cetak buku bekerjasama dengan PT. Rambang, salah satu percetakan ternama di Sumatera Selatan. Waktu itu, buku biografi yang dibuat dicetak selama dua minggu dengan 1000 buku. Setelah selesai dicetak, buku tersebut diterbitkan dan diberikan kepada para tokoh yang sudah ditulis dalam buku tersebut.
Darimana uang Diperoleh?
Dari para tokoh yang ada dalam buku tersebut. Saya dan tim bekerja profesional. Setelah buku selesai, kita memberikan 5 buku kepada setiap tokoh, dan saat itu tanpa diduga mereka rata-rata memberikan uang sekitar Rp1 juta keatas menghargai buku yang sudah ditulis. Saat itu, ada 80 tokoh di Musirawas dan Lubuklinggau yang tertulis dalam buku.
Coba kalikan saja, 1 juta kali 80 tokoh dalam buku. Tapi, saya dan tim tidak membatasi penulisan buku ini dengan materi semata. Namun, alhamdulillah karena niat tulus, sekaligus mengisi waktu secara positif, penerbitan buku itu, rupanya mendapatkan penghargaan dari pemerintah daerah yakni (Pemkot Lubuklinggau dan Pemkab Musirawas) memberikan dana agar tradisi tersebut terus dilakukan. Satu hal lagi, dana awal selama proses penulisan ya swadaya masing-masing anggota tim hehehehe. Semoga bermanfaat, Wallahu’alam
Penulis: Sehabuddin (Asli Tasikmalaya, Jabar. Sekarang tinggal di Musirawas, Sumsel. Tengah membesarkan 'bayi' self publishing Seha Inspiration Files (SIF).
Silahkan kunjungi lapaknya di: http://www.kompasiana.com/123seha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar