Oleh: Ghara Xie Melati
Tanggal 1 Juni, bagi bangsa indonesia adalah salah satu tanggal bersejarah dimana pada waktu itu 1 Juni 1945 Pancasila terlahir atas gagasan yang di sampaikan oleh Ir.Soekarno. Adapun butir butir Pancasiala yang di sampaikan Ir.Soekarno adalah :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme - atau perikemanusiaan
3. Mufakat- atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Kelima butir pancasila tersebut sangatlah berbeda urutanya dengan butir butir pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia saat ini yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Pancasila di sahkan sebagai dasar negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu sehari setelah proklamasi kemerdekaan indonesia. Pancasila juga tersirat pada alinea ke 4 UUD 1945 .
Bagaimana perkembangan Pancasila dalam kehidupan sehari hari?
Dalam kehidupan sosial apalagi saat ini Pancasila yang di jadikan sebagai dasar negara sepertinya semua itu hanyalah lambang tetapi tidak ada penerapanya. Dari kelima butir butirnya hampir semua tidak bisa direalisasikan. Indonesia semakin bobrok bahkan di mata rakyatnya sendiri.
Siapa yang mesti disalahkan? Pemerintah? Rakyat?
Menyimak butir ke-5 pancasila " Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia ", apakah butir itu tampak terealisasi ? tidak. Dimana keadilan itu? Lihatlah kesana, di luar sana keadilan tidak ada sama sekali. Mereka yang berkuasa lupa diri, Lupa aan titahnya sebagai wakil rakyat, lupa pada tanggung jawab bagaimana memajukan negeri. Mereka semua terlena hingga tangis rakyat di jadikan sebagai irama merdu yang menghibur mereka. Sungguh ironis.
Perbedaan kondisi subcultural yang sangat ekstreme menjadi pemisah antara kenyamanan dan ketidaknyamanan, kemapanan dan ketidak mapanan. Jurang yang selama ini kita bayangkan begitu lebar dan dalam ternyata dapat hadir dalam bentuk yang lain dan sangat menyedihkan.
Yang menjadi persoalan saat ini adalah bagaimana agar Pancasila mampu di terapkan pada kehidupan sehari hari oleh seluruh individu terutama para pejabat pemerintahan atau elit politik agar bisa lebih konsisten pada nilai nilai Pancasila agar mampu mencapau tujuan dan cita cita nasional. Bukan hanya memperingati hari besarnya tetapi mengabaikan nilai nilai yang tersirat didalamnya.
Tanggal 1 Juni, bagi bangsa indonesia adalah salah satu tanggal bersejarah dimana pada waktu itu 1 Juni 1945 Pancasila terlahir atas gagasan yang di sampaikan oleh Ir.Soekarno. Adapun butir butir Pancasiala yang di sampaikan Ir.Soekarno adalah :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme - atau perikemanusiaan
3. Mufakat- atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Kelima butir pancasila tersebut sangatlah berbeda urutanya dengan butir butir pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia saat ini yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Pancasila di sahkan sebagai dasar negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu sehari setelah proklamasi kemerdekaan indonesia. Pancasila juga tersirat pada alinea ke 4 UUD 1945 .
Bagaimana perkembangan Pancasila dalam kehidupan sehari hari?
Dalam kehidupan sosial apalagi saat ini Pancasila yang di jadikan sebagai dasar negara sepertinya semua itu hanyalah lambang tetapi tidak ada penerapanya. Dari kelima butir butirnya hampir semua tidak bisa direalisasikan. Indonesia semakin bobrok bahkan di mata rakyatnya sendiri.
Siapa yang mesti disalahkan? Pemerintah? Rakyat?
Menyimak butir ke-5 pancasila " Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia ", apakah butir itu tampak terealisasi ? tidak. Dimana keadilan itu? Lihatlah kesana, di luar sana keadilan tidak ada sama sekali. Mereka yang berkuasa lupa diri, Lupa aan titahnya sebagai wakil rakyat, lupa pada tanggung jawab bagaimana memajukan negeri. Mereka semua terlena hingga tangis rakyat di jadikan sebagai irama merdu yang menghibur mereka. Sungguh ironis.
Perbedaan kondisi subcultural yang sangat ekstreme menjadi pemisah antara kenyamanan dan ketidaknyamanan, kemapanan dan ketidak mapanan. Jurang yang selama ini kita bayangkan begitu lebar dan dalam ternyata dapat hadir dalam bentuk yang lain dan sangat menyedihkan.
Yang menjadi persoalan saat ini adalah bagaimana agar Pancasila mampu di terapkan pada kehidupan sehari hari oleh seluruh individu terutama para pejabat pemerintahan atau elit politik agar bisa lebih konsisten pada nilai nilai Pancasila agar mampu mencapau tujuan dan cita cita nasional. Bukan hanya memperingati hari besarnya tetapi mengabaikan nilai nilai yang tersirat didalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar